Implementasi Teknologi UMKM Resource Planning pada Industri Kreatif Batik di Desa Pujerbaru, Maesan untuk meningkatkan Kualitas dan Manajemen Sumber Daya
DOI:
https://doi.org/10.32815/jpm.v3i2.887Keywords:
UMKM, integrasi, prototype, aplikasiAbstract
Desa Pujerbaru merupakan desa yang terletak di Kec Maesan, Kab. Bondowoso. Desa Pujerbaru merupakan sentra industri pembuatan kerajinan batik. Hal ini didukung dan dilatar belakangi oleh pelatihan pembuatan kerajinan batik yang diadakan Lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Warga desa diberikan ilmu dan pengetahuan tentang pembuatan kerajinan batik mulai dari batik tulis maupun batik tenun. Industri rumah kreatif Kerajinan Batik yang berada di Desa Pujerbaru telah mendapatkan prospek positif dari pemerintah desa dan permintaan pasar. Berdasar hasil analisis situasi dan observasi lapangan yang dilakukan pada mitra, didukung dengan data Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Jember(LP2M-UNEJ, 2021), maka permasalahan umum para penggiat Industri Kreatif Kerajinan Batik di Desa Pujerbaru adalah sebagai berikut : jenis produk hasil kerajinan antar pengrajin memiliki kesamaan satu sama lain, pemasaran dan penjualan dilakukan sendiri – sendiri oleh setiap pengrajin melalui toko retail yang tersebar dan promosi pada event yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso serta, penentuan jumlah produksi jenis kerajinan batik tidak sesuai dengan permintaan pasar, sehingga sering terjadi kelebihan produksi ataupun kekurangan produksi yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan pasar. Menanggapi berbagai permasalahan kompleks yang dialami oleh mitra, maka tim pengusul pengabdian merumuskan solusi yang dapat mengatasi permasalahan mitra. Solusi yang diusulkan oleh tim pengusul adalah sebuah teknologi informasi yang disebut “UMKM Resources Planning Technology”. Solusi teknologi ini dirancang khusus agar mampu mengatasi setiap permasalahan pada mitra. Memaksimalkan keahlian para pengrajin agar tetap produktif dan semakin variatif pada jenis produk yang dihasilkan, dan mengelola agar jenis/varian produk yang dihasilkan setiap pengrajin memiliki keunikan tersendiri serta membantu pemasaran produk mitra