Implementasi Mesin Sanggai Pada Pengawetan Terung Pirus Sebagai Produk Ekonomi Kreatif Desa Sungai Lintang
DOI:
https://doi.org/10.32815/jpm.v3i1.290Keywords:
Mesin Sanggai, Pengawetan, Terung Pirus, Ekonomi KreatifAbstract
Kurangnya pengetahuan dalam mengawetkan produk terung pirus dan pengetahuan tentang strategi dalam meningkatkan pendapatan menyebabkan kelompok tani: Karya Tani dan Berkah Tani, desa Sungai Lintang Kayu Aro Barat Jambi kurang mampu memaksimalkan produksi terung pirus sebagai sumber penambah pendapatan dan produk andalan alternatif selain kentang dan tanaman lainya. Solusi bagi permasalahan ini adalah perlu dilakukanya penyuluhan tentang adanya inovasi baru pengawetan dan pengolahan terung pirus menggunakan mesin sanggai sebagai metode pengawetan yang murah dan tidak merusak bahan. Penyuluhan disertai praktek membuat dan menggunakan mesin sanggai, pengemasan produk, konsultasi dan pendampingan dalam pemasaran. Inovasi ini memungkinkan buah terung pirus dapat diawetkan dan menjadi tahan lama serta memudahkan dalam proses distribusi dan pemasaranya. Program pengabdian ini menghasilkan produk teh terung pirus (hasil proses sanggai) yang siap dipasarkan sebagai star-up ekonomi kreatif. Inovasi pengolahan dan pengawetan terung pirus ini akan dapat menambah pendapatan petani dan mengatasi kerusakan buah akibat masa penyimpanan dan kelebihan produksi.
References
Asvita, S. M., & Berawi, K. N. (2017). Efektivitas ekstrak terong belanda untuk menurunkan kadar glukosa dan kolesterol ldl darah pada pasien obesitas. Medical Journal of Lampung University [MAJORITY], 5(1), 102–106.
Djufry, F., Limbongan, J., Lade, N., & Saranga, B. (2016). Karakterisasi tanaman tamarillo di Sulawesi Selatan. Buletin Plasma Nutfah, 22(2), 127–136.
Edison, E., & Ulma, R. O. (2018). IbM Terong Virus di Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci, Jambi. Jurnal Karya Abdi Masyarakat, 2(1), 53–61. https://doi.org/10.22437/jkam.v2i1.5431
Henny, H. (2012). Perencanaan usahatani sayuran berkelanjutan berbasis kentang di DAS Siulak, kabupaten Kerinci, Jambi.
Henny, H., & Mahbub, I. A. (2013). Agroteknologi Konservasi untuk Meningkatkan Kualitas Tanah dan Produktivitas Kentang di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi (Agrotechnology Conservation To Improve Soil Quality and Potatoes Productivity In Kerinci District, Jambi Provinci). Bioplantae, 2(2), 70–81.
Masbintoro, A., Agustini, S. M., & Ns, T. D. (2016). Pengaruh Ekstrak Buah Terong (Solanum betaceum) Sebagai Antioksidan Terhadap Kadar Malondialdehida Pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Yang Diinduksi CCI4. Saintika Medika, 12(1), 38–42. https://doi.org/10.22219/sm.v12i1.5258
Morissan, M. A. (2010). Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Pertama). Jakarta Kencana.
Pakiding, F. L., Muhidong, J., & Hutabarat, O. S. (2015). Profil Sifat Fisik Buah Terung Belanda (Cyphomandra Betacea). Jurnal Agritechno, 132–139.
Prasetyo, B. H., Adiningsih, J. S., Subagyono, K., & Simanungkalit, R. D. M. (2005). Andisol: Karakteristik dan pengelolaannya untuk pertanian di Indonesia. Jurnal Sumberdaya Lahan, 1(1), 1–9.
Puji Lestari, A., Handayani, L., & Rustan, R. (2019). Penerapan Metode Kolong Panas Pada Teknologi Tepat Guna (TTG) Mesin Sanggai. JOP: Journal Online of Physics, 5(1), 37–41.
Sukmawati, E., Ratnasari, S. L., & Zulkifli, Z. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi, Pelatihan, Etos Kerja, Dan Karakteristik Individu Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Dimensi, 9(3), 461–479.
Suzanna, A., Wijaya, M., & Fadilah, R. (2019). Analisis Kandungan Kimia Buah Terong Belanda (Cyphomandra betacea) Setelah Diolah Menjadi Minuman Ringan. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 5, 21–36.